Selasa, 20 Maret 2012

PETUNJUK PERENCANAAN DAN PENATA LAKSANAAN KASUS GIGITAN HEWAN TERSANGKA RABIES

Waktu kecil duluuu... suka merhatiin poster2 yang ada di Puskesmas, tentang ibu hamil, tatalaksana cuci luka gigitan anjing, tentang imunisasi, 4 sehat 5 sempurna dll,,, ga nyangka yeee skarang berkecimpung didunia itu...
Kmaren baru dapet buku baru tentang penanggulangan rabies,,,
Penyakit anjing gila atau dikenal dengan nama rabies merupakan penyakit infeksi akut (bersifat zoonosis) pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus terutam anjing, kucing dan kera. Penyakit ini bila sudah menunjukkan gejala klinis pada hewan atau manusia selalu diakhiri dengan kematian, sehingga mengakibatkan timbulnya rasa cemas dan takut bagi orang-orang yang terkena gigitan dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat pada umumnya

PATOGENESIS
Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan, selama 2 minggu virus masih dapat ditemukan di daerah  sekitar luka gigitan. Dan sebagian besar sudah mencapai ujung2 serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan2 fungsinya. Masa inkubasi bervariasi yaitu berkisar antara 2 minggu sampai 2 tahu, tetapi pada umumnya 3-8 minggu, berhububg dengan jarak yang harus ditempuh oleh virus sebelum mencapai otak.
Sesampainya diotak virus kemudian memperbanyak diri dan menyebar luas dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai predileksi khusu terdapat sel2 sistem limbik, hipotalamus dan batang otak.

PENANGANAN LUKA GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES
Setiap ada kasus gigitan hewan penular rabies harus ditangani dengan cepat dan sesegera mungkin. Untuk mematikan virus rabies yang masuk pada luka gigita, usaha yang paling efektif adalah mencuci luka gigitan dengan air mengalir dan sabun selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik. Luka gigitan tidaj dibenarkan untuk dijahit kecuali jahitan situasi. Bila memang perlu sekali untuk di jahit maka di beri Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dosis.

PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES (VAR) DAN SERUM ANTI RABIES (SAR)
Pemberian VAR dan SAR harus didasarkan kepada :
1. Anamnesis : kontak/jilatan/gigitan, kejadian di daerah terlutar/terancam/bebas, di dahului tindakan provikatif/tidak, hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies/tidak, hewan pengigit lari tidak dapat ditangkap, hewan penggigit mati tapi diragukan menderita rabies, penderita gigitan pernah di VAR dan kapan, hewan penggigit pernah di VAR dan kapan. So, perlu anamnesa yang mendalam, tapi jaman sekarang semua orang pintar menganamnesa, ngalah2in dokter ahli.
2.  Pemeriksaan fisik : identifikasi luka
     Luka resiko rendah : jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet, luka keci disekitar tangan, badan dan    kaki
     Luka resiko tinggi : jilatan pada selaput mukosa utuh seperti maya, mulut, anus dan alat genital, jilatan atau luka di atas daerah bahu, luka pada jari tanagn dan jari kaki, luka gigitan pada genitalia, luka gigitan yang lebar/dalam dan banyak luka

DOSIS VAR DAN SAR
1. VAR : 4 x pemberian yaitu H0 2 dosis, H7 1 dosis, H21 1 dosis
2. VAR kombinasi SAR : 4 x pemberian yaitu H0 2 dosis, H7 1 dosis, H21 1 dosis serta ulangan H90 1 dosis
3. SAR
    SAR Homolog : 1 x pemberian dosis 20 IU/ kg BB
    SAR Heterolog : 1 x pemberian dosis 40 IU/kg BB

    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar